PRE TEST PROTEKSI DATA

1. Mengapa Sistem Basis Data harus di proteksi ?

DBMS pada umumnya memiliki fasilitas proteksi data, yaitu fasilitas yang bertujuan untuk melindungi data dari berbagai resiko yang mungkin terjadi dan membawa dampak dalam basis data

Berbagai kemungkinan yang diantisipasi oleh fasilitas proteksi data adalah :
  • Gangguan listrik
  •  Kerusakan disk
  •  Kesalahan perangkat lunak yang akan menyebabkan data dalam kondisi tidak konsisten
  •  Pengaksesan oleh user yang tidak berwenang.  Untuk menghindari sabotase terhadap basis data
  • Akses yang konkuren oleh user maupun aplikasi pada waktu yang bersamaan sehingga dapat menyebabkan data tidak konsisten
2. Bagaimana DBMS dapat digunakan untuk melakukan proteksi data ?

Untuk memproteksi data terhadap segala macam kemungkinan, DMBS menyediakan kontrol untuk :


  1. Security
  2. Integrity
  3. Recovery
  4. Concurrency
 SECURITY DATA
Security merupakan suatu proteksi terhadap pengrusakan data dan pemakaian data oleh user yang tidak berwenang. Organisasi harus dapat mengidentifikasi masalah keamanan yang mungkin mengganggu jalan operasional basis data.
Penyalahgunaan basis data dapat dikategorikan sebagai tindakan yang disengaja maupun yang tidak sengaja.

Untuk kategori yang tidak disengaja dapat disebabkan oleh :
  1. Kerusakan selama proses transaksi
  2. Anomali yang disebabkan oleh akses basis data yang konkuren
  3. Anomali yang disebabkan oleh pendistribusian data pada beberapa komputer
  4. Kesalahan logika yang dapat mengancam kemampuan transaksi untuk mempertahankan konsistensi basis data

Untuk kategori kedalam tindakan yang disengaja antara lain disebabkan oleh :
  1. Pengambilan data/pembacaan data oleh user yang tidak berwenang
  2. Pengubahan data oleh user yang tidak berwenang
  3. Penghapusan data oleh user yang tidak berwenang
 INTEGRITAS DATA
Salah satu karakteristik sistem informasi yang baik adalah kemampuannya memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu. Keakuratan informasi hanya dapat diperoleh jika didukung perancangan dan implementasi database yang handal. Integrity di dalam istilah basis data berarti memeriksa keakuratan dan validasi data.

Oleh karena itu database harus menjamin integritas (keutuhan) data yang disimpannya. Harus dijamin agar perubahan terhadap basis data yang dilkaukan user yang berhak tidak menghasilkan ketidakkonsistenan  data. Harus dijamin pula gara database tidak mengalami kerusakan secara sengaja.
Untuk itu dalam database dikenal dengan aturan integritas (integrity constraints) yang mengatur definisi dan modifikasi terhadap database sehinggan menjamin integritas database tersebut.
Terdapat beberapa jenis aturan integritas (integrity constraints) yang menjamin konsistensi dan integritas database, yaitu :
1.     Aturan integritas entitas (Entity Integrity Constraints)
2.    Aturan Domain (Domain Constraints)
3.    Aturan integritas refensial (Referential Integrity Constraints)
4.    Aturan berbasis atribut (Attribute-based Constraints) dan Aturan berbasis Record (Tuple Based Constraints)
5.    Pernyataan (Assertions)
6.    Pemicu (Trigger)


v RECOVERY
Backup merupakan proses secara periodik yang mengambil duplikat dari database dan melakukan logging file (dan mungkin juga program) ke media penyimpanan eksternal.
     DBMS harus memiliki fasilitas backup dengan database recovery-nya dilanjutkan dengan kesalahannya. Dengan menyimpan pada tempat yang aman sehingga jika terjadi kesalahan pada data maka data dapat diambil dari data duplikat yang terakhir.
     Selain melakukan backup data penting juga melakukan pen-jurnal-an dimana proses ini menyimpan dan mengatur log file (jurnal) dari semua perubahan yang dibuat oleh database utnuk recovery yang nantinya akan efektif jika terjadinya kesalahan.


JOURNALING/LOG FILE

     Untuk membuat transaksi database track pada tempatnya, DBMS menggunakan log ataupun jurnal yang berisi informasi mengenai perubahan yang terjadi pada database.

Jurnal mungkin akan berisi data :
·         Record transaksi;
-          Identifikasi dari record
-          Tipe dari record jurnal (transaksi start, insert, update, delete, abort, commit)
-          Item data sebelum perubahan (operasi update dan delete)
-          Item data sesudah perubahan (operasi insert dan update)
-          Informasi manajemen jurnal seperti pointer sebelum dan record jurnal selanjutnya untuk semua transaksi.

·         Record checkpoint

CHECKPOINT

     Informasi pada jurnal digunakan untuk memulihkan database dari kegagalan yang dilakukan. Satu kesulitan dengan skema ini adalah ketika kegagalan terjadi, tidak diketahui seberapa jauh jurnal untuk kembali mencarinya dan berakhir dengan melakukan transaksi REDO. Untuk membatasi pencarian dan pemrosesan secara teratur digunakan tehnik checkpoint/pos pemeriksaan.

ENCRYPTION
     Merupakan pengkodean data dengan algoritma khusus algoritma khusus sehingga data yang dikirim tidak dapat dibaca sebelum adanya proses deskripsi.


Salah satu algoritma yang digunakan untuk proses enkripsi ini adalah DES (Data Encryption Standard).


  CONCURRENCY DATA 
Konkurensi berarti bahwa sejumlah transaksi diperkenankan untuk mengakses data yang sama dalam waktu yang sama. Hal ini seperti ini menjadi titik perhatian bagi DBMS yang mendukung multiuser. Sehingga diperlukan mekanisme pengontrolan konkurensi. Tujuannya untuk menjamin bahwa transaksi-transaksi yang konkuren tidak saling mengganggu operasi masing-masing.

Dalam kasus konkurensi, terdapat 3 masalah yang dapat terjadi :


  1. Masalah Kehilangan Modifikasi (lost update problem)
  2. Masalah Modifikasi Sementara ( uncommitted dependency problem)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Augmented Reality dalam Bidang Militer

PRE TEST BASIS DATA TERDISTRIBUSI

POST TEST PROTEKSI DATA